Rabu, 08 Juli 2015

Persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (MEA)


Sudah ada yang pernah mendengarkan isu mengenai ASEAN Economic Community (AEC) sebelumnya? Atau mungkin lebih akrab dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)? MEA merupakan hal yang dicanangkan oleh negara-negara tetangga Indonesia, khusus Asia Tenggara dalam bidang ekonomi. Tujuannya adalah integrasi dan kerjasama dalam bidang ekonomi yang memungkinkan tumbuhnya pasar bebas dikawasan Asia Tenggara. Pasar bebas ini meliputi pertukaran barang dan jasa, maupun tenaga profesional dari Indonesia ke luar, dan pula sebaliknya.

Kuncinya bukan pada seberapa banyak dan kaya sumber daya alam yang dimiliki sebuah negara, ataupun pendapatan perkapita yang dimiliki, melainkan lebih pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh negara tersebut. Bayangkan jika para tenaga profesional luar negeri dari negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Singapura datang ke Indonesia untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini telah menjadi kekawatiran tersendiri bagi Indonesia khususnya.

Bursa tenaga kerja yang ada di Indonesia akan menjadi bursa yang sangat panas, komoditi yang dianggap sasaran yang menggiurkan bagi orang luar untuk datang. Sementara persiapan sumber daya manusia di Indonesia sendiri bisa dibilang belum cukup kuat dan siap berkompetisi dalam bursa ini. lulusan terbaik dari setiap negara Asia Tenggara akan datang memenuhi Indonesia, berebut lahan pekerjaan dengan lulusan dalam negeri.

Pentingnya Kemampuan Berbahasa Inggris

Setiap individu nantinya akan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya terutama dalam hal berkomunikasi baik secara tertulis maupun secara lisan. Bahasa menjadi faktor utama yang harus diperhatikan. Mengingat negara-negara Asia Tenggara sebagian besarnya tidak berbahasa Indonesia tentu saja Bahasa Inggris akan menjadi pilihan sebagai bahasa Internasional yang wajib dikuasai.  Sumber daya manusia yang siap akan menjadi faktor penentu di era pasar bebas ini. Banyak tenaga kerja dari suatu negara akan mengalami hal yang sama. Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand dan negara ASEAN lainnya menjadi saingan utama karena faktor bahasa. Jadi bagi tenaga kerja lokal sudah harus mempersiapkan diri dengan kemampuan berbahasa Inggris yang aktif.

Peranan Lembaga Bahasa EF English First

Saat ini #EF#EnglishFirst sangat siap dalam menghadapi era pasar bebas ini. Dengan berakhirnya era Sekolah Berbasis Internasional tentunya akan menjadi tantangan tersendiri bagi banyak sekolah #EnglishFirst dan Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris lainnya di Indonesia. Dimana kesempatan bagi masyarakat untuk dapat merasakan pendidikan bertaraf internasional seakan sudah sirna, dan hanya dapat berharap dengan kompetensi yang dimiliki setaraf nasional saja.

#EF#EnglishFirst adalah salah satu sekolah atau lembaga belajar bahasa Inggris terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. #EF secara global sudah berpengalaman lebih dari 50 tahun, sementara di Indonesia sudah lebih dari 20 tahun. Terdapat lebih dari 70 sekolah #EF yang tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Lampung, Pontianak, #Cirebon, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, dan hingga Makasar.

#EF sendiri terus mengembangkan pelayanannya hingga ke kota-kota di luar pulau Jawa untuk dapat memaksimalkan peranannya dalam membantu masyarakat Indonesia meningkatkan kompetensinya dalam berbahasa Inggris. Dengan materi dan sistem pengajaran berstandar internasional yang disetarakan dengan #CEFR (Common European Framework of Reference) tentunya menjadi pilihan pengalaman belajar berstandar Internasional yang dicari oleh masyarakat. Tenaga pengajar di #EF juga disaring melalui berbagai test dan juga melihat dari pengalaman dan latar belakang dari dunia pendidikan.

#EFCirebon sendiri hingga saat ini terus melakukan pendekatan dengan sekolah-sekolah dan Universitas lokal, baik negeri maupun swasta, juga termasuk melakukan pendekatan kepada pihak perusahaan dan badan pemerintahan melalui seminar dan pelatihan berwawasan persiapan menghadapi MEA yang akan segera dibuka. #EFCirebon berbagi dalam hal pengalaman belajar dan mengajar dengan standar Internasional, dan juga berbagi kiat komunikasi dalam berbahasa Inggris, termasuk mempersiapkan calon tenaga kerja lulusan universitas untuk menghadapi ujian Internasional seperti #TOEFL, #IELTS, TOEIC. Harapan #EFCirebon adalah dapat mempersiapkan anak didik yang siap dalam menghadapi era MEA dengan kompetensi komunikasi berbahsa Inggris.

Hasil Survei

Di Indonesia, banyak pengamat yang merasa bahwa Indonesia masih belum siap untuk menghadapi MEA. Hal ini didukung dengan hasil laporan komprehensif lembaga pendidikan dunia #EF#EnglishFirst tentang indeks kemampuan berbahasa Inggris atau #EF English Proficiency Index (EF EPI) di 44 negara. Hasilnya sungguh ironis, kemampuan berbahasa Inggris di Indonesia berada sangat rendah di urutan ke-34, sedangkan Malaysia tembus di urutan ke-9. Secara kapabilitas kemampuan berbahasa Inggris di Indonesia tertinggal jauh dari negara tetangga yang merupakan negara saingan dalam pasar bebas MEA 2015, bahkan mungkin tenaga kerja Indonesia akan menjadi pemeran pembantu di negeri sendiri apabila tidak ada peningkatan SDM dalam waktu dekat.

Kesimpulan

Tidak ada alasan untuk menyatakan dapat menunda dan mengurungkan niat untuk belajar bahasa Inggris saat ini. Problematika memang masih belum nampak, namun tidak ada salahnya mempersiapkan diri lebih awal. Apalagi jika #MEA memang akan benar terjadi dan dibuka, akan seperti apa negeri Indonesia ini tanpa persiapan yang matang.

Bahasa Inggris sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya akan menjadi sebuah kebutuhan tersendiri. Hal ini sudah terbukti dengan adanya beberapa tempat kerja dan sekolah mewajibkan adanya lampiran nilai test dengan jumlah tertentu seperti #TOEFL dan #IELTS. Bahasa Inggris telah menjadi bagian penting bagi banyak orang saat ini.

Tidak ada komentar: